Langsung ke konten utama

Pengertian Sunnah, Khabar dan Atsar

pengertian sunnah, khabar dan atsar sebagai berikut :
1.    Sunnah
Sabda Nabi Muhammad SAW,
Barang siapa merintis dalam islam suatu jalan yang baik, ia memperoleh pahala jalan baik itu dan pahala orang yang melakukanya sesudah dirinya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka. Dan barang siapa merintis dalam islam suatu jalan yang buruk, ia akan menerima dosa jalan buruk itu dan dosa orang yang mengerjakan sesudah darinya, tanpa mengurangi sedikitpun dosa mereka (H.R Muslim)”.
Dan sabda Nabi SAW,
Sungguh kamu akan mengikuti sunah-sunah (perjalanan-perjalanan) orang yang sebelummu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sehingga sekiranya mereka memasuki sarang dhab(serupa biawak) sungguh kamu memasuki juga (H.R Bukhari dan Muslim)”.
Dari hadis diatas kita dapat mendefinisikan bahwa kata “sunnah” juga menurut para ahli adalah jalan.
Pengertian sunnah seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Ajaj Al-Khatib sebagai berikut.
“Segala yang dinukilkan dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan hidup baik sebelum Nabi diangkat jadi rasul atau sesudahnya.”

Dari sudut terminologi, para ahli hadis tidak membedakan antara hadis dan sunnah. Menurut mereka, hadis atau sunnah adalah hal-hal yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan perbuatan, penetapan maupun sifat beliau, baik berupa sifat-sifat fisik, moral maupun perilaku sebelum beliau menjadi Nabi maupun sesudahnya.
Sunnah pada dasarnya sama dengan hadis, namun dapat dibedakan dalam pemaknaanya, seperti yang diungkapkan oleh M.M Azami bahwa sunnah berarti model kehidupan Nabi SAW, sedangkan hadis adalah periwayatan dari model kehidupan Nabi SAW.

2.    Khabar
Secara bahasa, khabar artinya warta atau berita yang disampaikan dari seseorang kepada orang lain. Khabar menurut istilah ahli hadis adalah,
Segala sesuatu yang disandarkan atau berasal dari Nabi SAW, atau dari yang selain Nabi SAW.
Maksudnya bahwa khabar itu cakupanya lebih luas disbanding dengan hadis. Khabar  mencakup segala sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad SAW. dan selain Nabi, seperti perkataan sahabat dan tabi’in sedangkan hadis hanya segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir (ketetapan) beliau.
  
3.    Atsar
Dari segi bahasa, atsar berarti bekas sesuatu atau sisa sesuatu. Menurut kebanyakan ulama, atsar mempunyai pengertian yang sama dengan khabar dan hadis, namun menurut sebagian ulama lainya atsar cakupanya lebih umum dibanding dengan khabar.
Para fuqaha memakai istilah atsar untuk perkataan ulama-ulama salaf, sahabat,tabiin, dan lain-lain.

Dari pengertian tentang hadis, sunnah, khabar, dan atsar sebagaimana diuraikan diatas, menurut jumhur ulama ahli hadis, dapat dipergunakan untuk maksud yang sama, yaitu bahwa hadis disebut juga dengan sunnah, khabar, atau atsar. Begitu pula, sunnah dapat disebut dengan hadis, khabar dan atsar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Hadis Pada Masa Khulafa’ Ar-Rasyidin

Periode ini disebut ‘Ashr-At-Tatsabut wa Al-Iqlal min Al-Riwayah (masa membatasi dan menyedikitkan riwayat). Nabi SAW wafat pada 11 H. beliau meninggalkan dua pegangan dasar bagi pedoman hidup, yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar, periwayatan hadis tersebar dan terbatas. Bahkan pada masa itu Umar melarang para sahabat untuk memperbanyak meriwayatkan hadis, dan sebaliknya, umar menekankan agar para sahabat mengerahkan perhatianya untuk menyebarluaskan Al-Qur’an. Ada dua sahabat yang meriwayatkan hadis, yaitu a.        Dengan lafazh asli, yaitu menurut lafazh yang mereka terima dari Nabi SAW b.       Dengan maknanya saja, yakni mereka meriwayatkan maknanya karena tidak hapal lafazh asli dari nabi SAW. Pada masa ini, Khalifah Umar mempunyai gagasan untuk membukukan hadis, namun maksud tersebut diurungkan setelah beliau melakukan shalat istikharah.

Ulul Albab

Kita semua pasti sudah mengenal Newton, si raja teori gravitasi. Penemuan rumus gravitasinya membuat namanya melambung dan tersohor seantero dunia. Bak gayung bersambut, generasi demi generasi mengenalnya sebagai tokoh sains legendaris. Namun, dalam kesempatan kali ini, saya mengajak anda sebentar melintasi lorong waktu sebelum si Newton menemukan teori gravitasinya. Alkisah, konon ceritanya Newton suatu ketika di sela-sela waktunya, ia duduk di bawah pohon apel. Tiba-tiba sebuah apel jatuh. Ada versi cerita yang mengatakan bahwa apel itu jatuh tepat mengenai kepalanya, ada juga yang mengatakan bahwa apel itu jatuh tepat di depannya. Fenomena buah apel jatuh dari pohonnya tersebut mengusik pikiran si  Newton. Pikirannya berkecamuk seambrek pertanyaan. "Kenapa apel tersebut jatuhnya ke bawah?" "Kenapa bukan ke atas?" "Kenapa jatuhnya kok selalu lurus ke bawah?" "Kenapa jatuhnya kok cepat?" "Berapa kecepatan jatuhnya?" b...