Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Khawarij

Secara bahasa khawarij bentuk plural dari kharijah, artinya kelompok yang menyempal. Secara istilah orang-orang yang menyatakan keluar dari kepemimpinan Ali bin Abi Thalib setelah peristiwa tahkim (arbitrase). menurut Asy-Syahrastani, setiap orang yang menyempal dari pemimpin sah yang sudah disepakati umat itu dinamakan khawarij, baik pada masa sahabat di era Khulafaur-Rasyidin maupun pada masa sesudah mereka di era Tabi'in dan dan para pemimpin lain di sepanjang masa. Penamaan kelompok Khawarij antara lain sebagai berikut Haruriyah Dinisbatkan pada desa harurah, sebuah desa di kuffah, irak yang menjadi tempat menetapnya kelompok khawarij setelah keluar dari barisan Ali. Nawashib Bentuk jamak dari nashibi yang berarti orang yang berlebihan membenci Ali  Syurrah Bentuk jamak dari Syaarr, yang berarti orang yang menjual, menurut khawarij mereka adalah orang-orang yang dimaksud dalam firman Allah SWT, "sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri...
Secara historis terbunuhnya sayidina ‘Ali yang di eksekusi oleh kelompok Khawarij yaitu Abdullah bin Muljam, kenapa hal ini sampai terjadi dan kenapa Abdullah bin Muljam ini sampai tega membunuh Sayidina ‘Ali padahal ia adalah orang yang pandai dan cerdas secara keilmuan tentang agama, ini disebabkan salah satunya karena paradigma atau pola pikir, keyakinan tauhid dari Abdullah bin Muljam yang tidak bisa memahami perbedaan yang terjadi pada masa itu, serta fanatisme yang berlebihan, mudah terpengaruh maupun terinspirasi dengan munculnya berita berita pada masa itu, sehingga mudah terpropokasi maupun terinspirasi  dan terjadilah operasi pemikiran atau doktrinasi pemikiran. Kemudian apa saja penyebab terjadinya perbedaan antar umat islam pada masa itu, yang mana hal akan penulis jelaskan antara lain, sebagai berikut. 1.       Primordialisme kesukuan yang merupakan warisan jahiliyah Fanatisme kesukuan ini yang menyebabkan perselisihan dan persaingan antar suku ya...

SYIAH

Kata-kata syiah ada dalam Al-Qur’an Maryam ayat 69 yang artinya pengikut/penolong. Tetapi makna tersebut bukan suatu aliran yang kita kenal selama ini. Syiah merupakan golongan fanatis terhadap Sayidina ‘Ali yang menganggap yang berkhak menjadi Khulafaur Rasyidin adalah sayidina ‘Ali dan sahabat yang lain di anggap tidak syah. Pendiri Syiah sendiri adalah Abdullah bin Saba’. Abdullah bin Saba’ (600-700 M), juga dikenal dengan nama panggilan Abu Saudah merupakan seorang Yahudi yang masuk islam pada massa pemerintahan Khalifah Usman bin ‘Affan dan kemudian menyulut pemberontakan terhadap khalifah pada waktu itu. Sumber utama ajaran syiah antara lain adalah, Al-Tahdzib, Al-Istibhar, Al Kaffi, Biharul Anwar. Sedangkan rukun islam syiah antara lain, 1). Shalat 2). Zakat 3). Puasa 4). Haji 5). Imamah Sedangkan rukun iman versi syiah, antara lain 1). At-Tauhid (tuhan adalah maha esa) 2). Al-‘Adl (tuhan adalah maha adil) 3). An-Nubuwwah (keberadaan para nabi senbagai pe...

Prinsip Epistemologi Islam

Berasal dari bahasa yunani Episteme (pengetahuan) dan Logos (Kata/Pembicaraan/Ilmu), adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, dan jenis pengetahuan. Epistemologi berbicara tentang, watak/sifat-sifat/nature, asal-usul/sumber, kesahihan (validity), dan cara memperoleh ilmu pengetahuan serta batas-batas ilmu pengetahuan. Epistemologi juga dapat didefinisikan sebagai teori ilmu pengetahuan , atau juga disebut filsafat ilmu pengetahuan (philosophy of sciences). Keabsahan ilmu pengetahuan, berdasarkan paradigma ilmu pengetahuan barat, hanyalah mengandung tiga konsep teori kebenaran yaitu, korespondensi, koherensi, dan pragmatisme. a.        Korespondensi Mensyaratkan kesesuaian di antara ide dengan kenyataan (fakta) di alam semesta, kebenarnya bersifat empiris-induktif, sehingga kebenaran epistemologi adalah kemanunggalan subjek dan objek. Contoh fisika, kimia, biologi dan lain-lain b.       Koherensi Mensy...

Periode keempat, perkembangan hadis pada abad II dan III Hijriah

Periode ini disebut Ashr Al-Kitabah wa Al-Tadwin ( masa penulisan dan pembukuan ). Artinya, secara resmi, yakni yang diselenggarakan oleh atau atas inisiatif pemerintah. Masa pembukuan mulai pada awal abad II H, yakni pada masa pemerintahan Khalifah Umar Ibn Abdul Azis tahun 101 H . sebagai khalifah, Umar Ibn Azis sadar bahwa perawi yang menghimpun hadis dalam hapalanya semakin banyak yang meninggal. Beliau khawatir apabila tidak membukukan dan mengumpulkan dalam buku-buku hadis dari para perawinya, ada kemungkinan hadis-hadis tersebut akan lenyap dari permukaan bumi bersamaan dengan kepergian penghafal-penghafalnya yang telah meninggal. Untuk mewujudkan maksud tersebut, pada tahun 100 H, Khalifah meminta kepada Gubernur Madinah, Abu Bakr Ibn Muhammad Ibn Amr Ibn Hazmin (120 H) yang menjadi guru Ma’mar Al-Laits, AL-Auza’I, Malik, Ibn Ishaq, dan Ibn Abi Dzi’bin untuk membukukan hadis rasul yang terdapat pada penghapal wanita terkenal, yaitu Amrah binti Abdir Rahman Ibn Sa’ad Ibn...

Perkembangan Pada Masa Sahabat dan Tabi’in

Periode ini disebut dengan ‘Ash Intisyar al-Riwayah ila Al-Amshar (masa berkembang dan meluasnya periwayatan hadis). Pada masa ini, daerah islam telah meluas, yakni Negara syam, Irak, Mesir, Samarkand, bahkan pada 93 Hijriah, meluas sampai ke spanyol. Hal ini bersamaan dengan berangkatnya para sahabat ke daerah-daerah tersebut, terutama dalam rangka tugas memangku jabatan dan menyebarluaskan hadis. Meningkatnya periwayatan hadis, munculah bendaharawan dan lembaga-lembaga (centrum perkembangan) hadis di berbagai daerah di seluruh negri. Diantara bendaharawan hadis yang banyak menerima, menghapal dan mengembangkan atau yang meriwayatkan hadis adalah a.        Abu Hurairah, menurut Ibn Al-Jauzi, beliau meriwayatkan 5.374 hadis, sedangkan menurut  Al-Kirmany, beliau meriwayatkan 5.364 hadis. b.       ‘Abdullah Ibn Umar meriwayatkan 2.630 hadis c.        ‘Aisyah, istri Rasul SAW. meriwayatkan 2...

Perkembangan Hadis Pada Masa Khulafa’ Ar-Rasyidin

Periode ini disebut ‘Ashr-At-Tatsabut wa Al-Iqlal min Al-Riwayah (masa membatasi dan menyedikitkan riwayat). Nabi SAW wafat pada 11 H. beliau meninggalkan dua pegangan dasar bagi pedoman hidup, yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar, periwayatan hadis tersebar dan terbatas. Bahkan pada masa itu Umar melarang para sahabat untuk memperbanyak meriwayatkan hadis, dan sebaliknya, umar menekankan agar para sahabat mengerahkan perhatianya untuk menyebarluaskan Al-Qur’an. Ada dua sahabat yang meriwayatkan hadis, yaitu a.        Dengan lafazh asli, yaitu menurut lafazh yang mereka terima dari Nabi SAW b.       Dengan maknanya saja, yakni mereka meriwayatkan maknanya karena tidak hapal lafazh asli dari nabi SAW. Pada masa ini, Khalifah Umar mempunyai gagasan untuk membukukan hadis, namun maksud tersebut diurungkan setelah beliau melakukan shalat istikharah.

Perkembangan Hadis Pada Masa Rasulallah SAW

Periode ini disebut ‘Ashr Al-Wahyi wa At-Taqwin. (masa turunya wahyu dan pembentukan mayarakat islam). Pada periode ini hadis lahir berupa sabda (aqwal), af’al dan taqrir nabi yang berfngsi menerangkan Al-Qur’an untuk menegakkan syariat islam dan membentuk masyarakat islam. Penerimaan hadis yang diperoleh dari sahabat ada yang langsung dan tidak langsung. Yang langsung, saat nabi memberi ceramah, pengajian, khotbah, atau penjelasan terhadap pertanyaan para sahabat. Penerimaan secara tidak langsung, mendengar dari sahabat yang lain atau dari utusan-utusan, baik dari utusan yang dikirim oleh Nabi ke daerah-daerah atau utusan daerah yang datang kepada Nabi. Kepandaian baca tulis sahabat pada masa itu terbatas. Karena kecakapan baca tulis dikalangan sahabat masih kurang, maka nabi menekankan pada sahabat untuk menghapal, memahami, memelihara, mematerikan, dan menetapkan hadis dalam amalan sehari-hari, serta mentablighkanya kepada orang lain. Tidak ditulisnya hadis bukan berarti tida...

Sejarah Perkembangan Hadis

Sejarah perkembangan hadis merupakan masa atau periode yang telah dilalui oleh hadis dari masa lahirnya dan tumbuh dalam pengenalan penghayatan, dan pengenalan umat dari generasi ke generasi. Degan memperhatikan masa yang telah dilalui nabi hadis sejak masa timbulnya atau lahirnya di zaman nabi SAW. para ulama muhaditsin membagi sejarah hadis dalam beberapa periode. Ada yang membagi dalam tiga periode, lima periode, dan tujuh periode. Menurut M. Hasbi Asy-Shidieqy membagi perkembangan hadis menjadi tujuh periode, sejak periode Nabi SAW. hingga sekarang sebagai berikut. 1.         Periode pertama, perkembangan Hadis pada masa Rasulallah SAW 2.         Periode kedua, perkembangan hadis pada masa Khulafa’ Ar-Rasyidin (11 H - 40 H) 3.         Periode ketiga, perkembangan pada masa sahabat kecil dan Tabi’in 4.         Periode keempat, perkemb...

Al-Qur’an Sumber Pertama dan Utama.

Al-Qur’an adalah kitab Allah yang terakhir, sumber asasi islam yang pertama, kitab kodifikasi firman Allah SWT kepada manusia di atas bumi.Al-Qur’an diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dalam rentang waktu 22 Tahun, 2 bulan, 22 hari. Terdiri atas 30 juz, 114 surat ( dimulai dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas ), 6240 ayat atau 6360 ayat (bila setiap ayat bismillah pada awal setiap surat dihitung), berisi petunjuk ilahi yang abadi untuk manusia, untuk kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.

Fungsi Hadis Terhadap Al-Qur'an

Al-Qur’an sebagai sumber ajaran pertama memuat ajaran-ajaran bersifat umum (global), yang perlu dijelaskan lebih spesifik. Hadis menduduki dan menempati fungsinya sebagai sumber ajaran kedua setelah AL-Qur’an. Ia menjadi penjelas ( mubayyin ) isi AL-Qur’an. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. “ keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan .(Q.S AN-Nahl [16]:44)”.    Dalam hubunganya dengan Al-Qur’an, hadis berfungsi sebagai penafsir, pensyarah, dan penjelas dari ayat-ayat Al-Qur’an tersebut. Apabila disimpulkan tentang fungsi hadis dalam hubungan dengan Al-Qur’an adalah sebagai berikut. 1.       Bayan At-Tafsir Adalah menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal, dan musytarak. Fungsi hadis dalam hal ini adalah memberikan perincian ( tafshil ) dan penafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur’an...