Langsung ke konten utama

Pengertian Hadis Secara Etimologis dan Terminologis



Hadis Secara Etimologis
Menuru Ibn Manzhur, kata’hadis’ berasal dari bahasa Arab, yaitu al-hadis, jamaknya al-haditsan, dan al-hudtsan. Secara etimologis, kata ini memiliki banyak arti, diantaranya al-jadid (yang baru) lawan dari al-qadim (yang lama), dan al-khabar yang berarti kabar atau berita.
M.M Azami mendefinisikan kata ‘hadis’, secara etimologi (lughawiyah), berarti komunikasi, kisah, percakapan, religious atau sekular, historis atau kontemporer.dalam Al-Quran, kata hadis ini digunakan sebanyak 23 kali. Berikut contoh-contohnya.
a.       Komunikasi religius : risalah atau Al-Quran
Allah SWT berfirman : “Allah Ta’ala menurunkan secara bertahap hadis (risalah) yang paling baik dalam bentuk kitab (Q.S. Az-Zumar 39:23)”.
Firmanya lagi :”Maka serahkanlah (ya muhammad) kepadaku (urusan) orang-orang yang mendustakan hadis (Al-Quran) ini (Q.S. Al-Qalam 68:64)”.
b.      Kisah tentang suatu watak sekular atau umum
Allah SWT berfirman : “Dan apabila kamu melihat orang-orang meperolokkan ayat ayat kami, tinggalkanlah mereka sehingga membicarakan hadis (perkataan) yang lain (Q.S. An’am 6:68)”.
c.       Kisah historis
Allah SWT berfirman : “Apakah telah sampai kepadamu hadis (kisah) Musa? (Q.S. Thaha 20:9)”.
d.      Kisah kontemporer atau percakapan
Allah SWT berfirman : “Ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya suatu hadis (kisah) (Q.S. At-Tahrim 66:3)”.
Dari ayat tersebut bahwasanya kita dapat menyimpulkan kata hadis dalam AL-Quran artinya kisah, komunikasi atau risalah religius maupun sekular, dari masa lampau ataupun masa kini.

Hadis Secara Terminologis

Para ulama, baik muhadisin, fuqaha ataupun ulama ushul, merumuskan pengertian hadis berbeda-beda. Perbedaan tersebut karena keterbatasan dan tinjauan objek masing-masing, yang mengandung kecenderungan pada aliran ilmu yang didalaminya.
Ulama hadis mendefinisikan hadis sebagai berikut
segala sesuatu yang diberitakan dari Nabi SAW, baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi”.
Menurut ahli ushul fiqih
Hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, selain AL-Quran Al-karim, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir Nabi yang bersangkut-paut dengan hokum Syara’”.
Murut ahli fuqaha
Segala sesuatu yang ditetapkan Nabi SAW. Yang tidak bersangkut paut dengan masalah-masalah fardhu atau wajib”.
Perbedaan pandangan tersebut melahirkan pengertian hadis secara terbatas dan pengertian luas
Menurut Jumhur Al-Muhaditsin
sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi SAW. baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan sebagainya”.
Dengan demikian menurut ulama hadis, esensi dari hadis adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sabda, perbuatan, taqrir, dan hal ikhwal (sifat dan kepribadian) Nabi Muhammad SAW.
Adapun pengertian hadis secara luas, yang dikatakan oleh Muhammad Mahfudz At-Tirmidzi
sesungguhnya hadis bukan hanya yang dimarfukan kepada Nabi Muhammad SAW. melainkan dapat pula disebutkan pada yang mauquf (dinisbatkan pada perkataan dan sebagainya dari sahabat) dan maqthu’ (dinisbatkan pada perkataan dan sebagainya dari tabiin)”.
Itulah beberapa wawasan pengertian hadis secara etimologis dan terminologis. Semoga bisa bermanfaat serta menambah wawasan anda.

Solahudin, Agus, dkk. 2008. Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Setia

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Hadis Pada Masa Khulafa’ Ar-Rasyidin

Periode ini disebut ‘Ashr-At-Tatsabut wa Al-Iqlal min Al-Riwayah (masa membatasi dan menyedikitkan riwayat). Nabi SAW wafat pada 11 H. beliau meninggalkan dua pegangan dasar bagi pedoman hidup, yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar, periwayatan hadis tersebar dan terbatas. Bahkan pada masa itu Umar melarang para sahabat untuk memperbanyak meriwayatkan hadis, dan sebaliknya, umar menekankan agar para sahabat mengerahkan perhatianya untuk menyebarluaskan Al-Qur’an. Ada dua sahabat yang meriwayatkan hadis, yaitu a.        Dengan lafazh asli, yaitu menurut lafazh yang mereka terima dari Nabi SAW b.       Dengan maknanya saja, yakni mereka meriwayatkan maknanya karena tidak hapal lafazh asli dari nabi SAW. Pada masa ini, Khalifah Umar mempunyai gagasan untuk membukukan hadis, namun maksud tersebut diurungkan setelah beliau melakukan shalat istikharah.

Ulul Albab

Kita semua pasti sudah mengenal Newton, si raja teori gravitasi. Penemuan rumus gravitasinya membuat namanya melambung dan tersohor seantero dunia. Bak gayung bersambut, generasi demi generasi mengenalnya sebagai tokoh sains legendaris. Namun, dalam kesempatan kali ini, saya mengajak anda sebentar melintasi lorong waktu sebelum si Newton menemukan teori gravitasinya. Alkisah, konon ceritanya Newton suatu ketika di sela-sela waktunya, ia duduk di bawah pohon apel. Tiba-tiba sebuah apel jatuh. Ada versi cerita yang mengatakan bahwa apel itu jatuh tepat mengenai kepalanya, ada juga yang mengatakan bahwa apel itu jatuh tepat di depannya. Fenomena buah apel jatuh dari pohonnya tersebut mengusik pikiran si  Newton. Pikirannya berkecamuk seambrek pertanyaan. "Kenapa apel tersebut jatuhnya ke bawah?" "Kenapa bukan ke atas?" "Kenapa jatuhnya kok selalu lurus ke bawah?" "Kenapa jatuhnya kok cepat?" "Berapa kecepatan jatuhnya?" b...